Masa kampanye Pemilu Legislatif sudah berakhir, namun kampanye belum usai. Ya, menjelang Pilpres beberapa bulan ke depan, para calon bersama tim sukses dan simpatisannya berlomba-lomba memberikan pengaruh agar jagoannya menang. Dari media sosial sampai media blusukan, semuanya dirambah. Pencintraan kayaknya menjadi hal yang wajib untuk dilakukan, karena sudah terbukti manjur untuk mengangkat seseorang ke kursi yang disasarnya. Pembiasan sangatlah mungkin terjadi, namun itu sudah menjadi risiko. Tebar pesona, istilah yang dulu menjadi terkenal karena terdengar satir, ternyata dilakukan juga oleh mereka.
Dimasa lalu, jurkam adalah sosok yang sangat penting, karena dia adalah penyambung lidah partai untuk menyampaikan program dan janjinya ke masyarakat. Namun peran mereka pada saat ini secara perlahan kalah pamor dari peran media elektronik dan peran dunia maya dengan medsos-nya. Seakan percuma saja si jurkam berapi-api berpidato di atas mimbar jika ternyata peserta pemilu parta A ini ternyata kemarin dia juga ikut jadi peserta kampanye partai B. :mrgreen: So, sebagai warganegara, saya hanya bisa melihat dan memperhatikan dengan seksama, siapa pun yang menjadi presiden kelak, semoga itu yang terbaik bagi Indonesia. :iloveindonesias
Kartun harian Warta Kota edisi 23 Maret 2014
Bangkot - Karya : Hendratno
Balada jurkam dan burung pipit. :ngakaks
Karya : -- Spiderman ternyata muridnya Tarzan.... :ngakaks
Karya : Khoiril Mawahib- Pencuri sial :mrgreen:
Karya : Mas Ireng- Ketika raja hutan masuk angin.. :ngakaks