Karya : Ikhsan Dwiono
Kenaikan BBM selalu diikuti dengan gejolak di masyarakat. Kalangan pedagang dan pemberi jasa termasuk golongan yang responsif. Sebungkus nasi uduk harganya menjadi Rp 4.000,- naik Rp 1.000. Padahal pengumaman BBM-nya baru dilakukan pada malam harinya. Beberapa Sopir angkot pun mulai menaikkan tarif, meski pengumaman resminya belum dibuat Organda. Parahnya, sopir bajaj biru ikut-ikutan naik, padahal dia kan gak pake BBM tapi BBG. :mrgreen:
Yang asik tuh tukang ojek di kampungnya Mas Ikhsan Dwiono, tarif berdasarkan berat badan. Jadi, BBM naik -> Sembako naik -> Ngirit dong -> duh, jadi kurus deh -> Asik, tarif ojeknya turun.. :D
Suara Merdeka, 4 Januari 2015